Kamis, 05 Januari 2012

Sperma

Kata sperma berasal dari   sperm yang berasal dari Bahasa Yunani  (σπέρμα) atau sperma (yang berarti benih)  yang berhubungan dengan  cells reproduksi.  Sperma selalu terlibat pada  pembahasan ilmu repdoduksi seksual  (sexual reproduction), yang dibedakan dalam 2  istilah   type reproduksi, yaitu : anisogamy dan  oogamy. Perbedaan tersebut berdasarkan pada ukuran  gametes  dan benih jantan yang berukuran  lebih kecil disbanding benih betina disebut dengan Sel sperma.

Page semi-protected
Sel sperma tunggal yang memiliki ekor yang aktif bergerak disebut dengan spermatozoon, sedangkan sel sperma yang tidak aktif bergerak disebut  spermatium. Setiap sel sperma memiliki masa hidup tertentu, tetapi setelah terjadi penyatuan dengan sel telur pada proses fertilisasi , sperma ini akan berkembang menjadi porganisma baru yang siap berkembang membentuk  totipotent zygote.[citation needed]
Pada spermatozoa hewan pembentukan  materi ini dilakukan dengan  spermatogenesis  yang berlangsung di inside  gonads (testicles) jantan melalui pembelahan meiotic . Sperma bisa keluar dari tubuh hewan/manusia melalui cairan yang disebut  semen.  Sel sperma Mamalia mampu bertaha hidup selama 5 hari dalam organ saluran reproduksi  wanita/betina setelah  kawin (coitus.[1]).


Sperma yang membuahi sel telur


Struktur sel sperma tersusun dari kepala, midpiece dan ekor. Kepala sperma tersusun dari   nucleus  yang dipadati serabut  chromatin yang berpilin, dan dikelilingi bagian luarnya oleh massa yang disebut  acrosome.  Acrosom adalah enzyme yang bertugas untuk penetrasi pada sel telur. Sedangkan badan sperma (midpiece) mengandung noktah  yang dikelilingi spiral mitokondria, untuk pembentuk  ATP . Fungsi ATP adalah untuk kebutuhan energy  mengarungi cervix, uterus  dan  uterine tubes pada saluran reproduksi betina/wanita. Sedangkan ekor atau  "flagellum"  bertanggung jawab untuk pergerakan sperma.
Selama pembuahan (fertilization)  sperma melewati 3 tahap perkembangan, yaitu   oocyte: (1) tahap dimana sperma beraktifitas pada metabolisma (metabolically),  (2) genome; (3) centrosome, tahap dimana sperma harus memelihara kondisi selnya  dalam ssistem saluran reproduksi (microtubule system).[2]
Sperma yang Aktif Bergerak
Sel sperma algae  yang mati pada tanaman tak berbiji [3]
Sperma yang subur mampu bergerak dengan alat gerak  flagella dan membutuhkan medium air untuk berenang ke arah sel telur  dan untuk pembuahan. Pada hewan sebagian besar energy yang digunakan untuk  motilitas sperma adalah  fructose  yang terkandung dalam cairan sperma ( seminal fluid). Fruktosa dibentuk di mitochondria  yang bertempat di badan sperma.   Sperma yang subur ini juga mampu diproduksi oleh  protists pada gametophytes tumbuhan bryophytes, ferns  dan beberapa gymnosperms.
Sperma yang Tak Bergerak
Sperma yang mandul (tak subur/tak bergerak) disebut spermatia. Pada sperma jenis ini tidak memiliki alat gerak sehingga tidak mampu berenang. Spermatia diprodusir di spermatangium.[3]
Karena  spermatia tidak mampu berenang maka sperma ini menunggu kondisi lingkungan yang mengantarkan ke sel telur untuk dibuahi. Beberapa algae merah ( red algae) seperti Polysiphonia, memproduksi spermatia yang tersebar di aliran air setelah dilepas. 
Sperma Manusia
Sel sperma manusia  (human sperm cell) bermuatan generik haploid, sehingga mengandung   23 chromosomes yang bergabung dengan  23 chromosomes telur wanita  untuk membentuk sel diploid. Sperma manusia berasal dari  testicles. Dalam testis ini spermatozoon diproses selama 70 hari hingga matang atau membentuk spermatid, suatu tahap dimana sperma telah dewasa dan siap.  
Sedangkan cairan sperma ( semen) yang mengangkut sperma diproduksi oleh  seminal vesicles, prostate gland (kelenjar prostate) dan urethral glands .
Mutu Sel Sperma pada Manusia
 
Kuantitas dan Kualitas Sperma  (quantity and quality ) adalah tolak ukur utama untuk mengukur mutu “mani” pada manusia (semen quality) yang mengacu pada kemampuan  mani ( semen) untuk melangsungkan pembuahan ( fertilization).  Oleh karena itu pada manusia kualitas semen inilah yang dijadikan patokan fertilitas pria.

Minggu, 01 Januari 2012

Badai Matahari


Matahari adalah termasuk salah satu benda langit yang ikut menyusun tata surya kita. Karena masa dan volume matahari yang relatif paling besar dibanding benda langit lainya, maka matahari mampu memiliki peran sebagai pusat  gravitasi sistim tata surya kita. Peran vital matahati tersebut memang cukup beralasan,  karena  massa  matahari  adalah sebesar 332. 830  kali masa  bumi, yang pada seluruh permukaannya berlangsung reaksi nuklir  hampir tiap detik.  Dengan reaksi fusi nuklir yang terus- menerus akan menyebabkan aspek termo – nuklir yang menghasilkan temperature permukaannya sebesar ± 5770 ° K.  Sehingga meskipun  bumi berjarak  150 juta kilometer dari bumi, aspek termo-nuklir tidak berdampak buruk bagi kehidupan organisma di muka bumi.

Hertzsprung – Russels  dengan teori  luminositas ,  mengemukakan bahwa matahari termasuk bintang yang paling akhir terbentuk dalam evolusi galaksi, sehingga  tergolong bintang yang kerdil -  kuning.  Dengan teori luminositas tersebut matahari dapat dikategorikan sebagai  salah satu bintang yang paling terang di banding dengan bintang lain.   Hal  ini disebabkan matahari masih banyak menyimpan unsur Helium dan Hidrogen,  untuk bahan dasar reaksi fusi-nuklir.

Akibat aktifitas kimiawi matahari trsebut, maka setiap saat matahari mampu menghasilkan sejumlah besar partikel atom, cahaya serta energi ke semua tata surya kita. Apabila partikel yang dilepas matahari sangat ekstrim jumlahnya, maka partikel yang dilepas tersebut menjadi fenomena alam yang disebut Solar Flare, atau secara lebih rinci Solar Flare adalah masa partikel yang berwarna terang yang menjulang dari permukaan matahari. Gejala alam tersebut sebenarnya adalah pelepasan energi sebesar 6 × 1025 joule atau 6 kali energi normal yang dilepas matahari per detiknya. Solar Flare menghempaskan awan elektron, ion dan atom ke jagad raya. Solar Flare juga mampu menerpa bumi.

Solar Flare mampu mempengaruhi lapisan atmosfir matahari,  yaitu photosphere, chromosphere dan  corona. Karena medium plasma yang ada di atmosfer matahari tersebut mendapat pemanasan hingga 10 jt Kelvin. Sehingga elektron dan proton akan mengalami akselerasi lebih cepat dan menghasilkan radiasi gelombang panjang. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Sunspots.

Sinar X dan Ultra Violet akan diemisikan oleh Solar Flare dan akan mempengaruhi lapisan Ionosfer. Sehingga mampu mengganggu gelombang radio komunikasi, radar dan peralatan yang sistim kerjanya berdasarkan gelombang elektromagnetik

Pada  Bulan Pebruari Tahun 2011 lalu, ilmuwan dari seluruh dunia mencermati adanya tiga muntahan partikel matahari yang dapat mencapai bumi. Masa partikel yang dimuntahkan matahari tersebut diketahui jelas telah mempengaruhi lapisan magnetik bumi. Gelombang partikel tersebut telah mampu menerjang bumi selama beberapa hari dan diketahui sebagai hantaman gelombang yang paling kuat sejak tahun 2006. Dampak dari gelombang ini adalah sangat luas sekali, termasuk adalah menyebabkan gangguan  sistim telekomunikasi satelit  dan lain sebagainya.

Dengan pendekatan iptek dampat Badai Mataharitersebut  telah dicermati oleh The US National Oceanographic and Atmospheric Administration (Noaa) yang berhasil mengungkap bahwa terdapat tiga kasus badai matahari  atau coronal mass ejections (CMEs) yang terjadi pada tanggal 13, 14 dan 15 Pembruari 2011 silam.
Pada tahun 1972 badai geomagnetik akibat badai matahari menyebabkan gangguan komunikasi telepon dalam waktu yang lama di Negara Bagian Illinois AS. Pada tahun 1989 badai matahar juga menyebabkan kegelapan di Quebec Kanada yang merugikan 6 juta penduduknya (Dari berbagai sumber).