Kamis, 19 April 2012

Komet Halley


From Wikipedia, the free encyclopedia

Comet Halley (play /ˈhæli/ or /ˈheɪli/; nama resmi  1P/Halley)[1] adalah komet  berperioda pendek ( short-period comets), yang paling terkenal dan sangat jelas terlihat  setiap 75 – 76  tahun sekali dari bumi  ( Earth ).[1][10] Halley adalah  comet yang paling cerah dilihat dengan mata telanjang/ naked eye. Komet Halley  hanya mampu dilihat sebanyak 2 kali untuk masa hidup manusia.[11]
 
Kembalinya Komet Halley  ke dalam tata surya kita ( inner Solar System)  sudah sejak lama dipantau oleh astronomers sejak  240 tahun SM/BCE. Lukisan tentang komet ini telah dibuat oleh Bangsa China/ Chinese, Babylonian, dan  medieval European chroniclers, tetapi mereka belum tahu kapan kembalinya komet ini pada jaman mereka. Periodisasi muncunya komet ini mulai diketahui sejak  1705 oleh astronom Inggris/ English  bernama Edmond Halley, setelah penemuan Edmond Halley tersebut  komet ini diberi nama Halley. Komet Halley terakhir muncul di bumi pada tahun 1986 dan akan muncul lagi pada tahun  2061.[12]
Komet Halley tahun 1986

Pada pemunculan komet Halley di tahun1986 tersebut , membawa konsekuensi bagi Halley yang menjadi komet pertama yang dapat dipelajari dengan detil oleh pesawat antariksa (spacecraft), sehingga kita bisa mengetahui struktur komet  , yaitu comet nucleus , mekanisma formasi  coma dan ekor ( tail ).[13][14]
 
Obserasi yang dilakukan terhadap komet, sebenarnya berdasarkan pada banyak hypotesa, diantaranya adalah hypotesa Fred Whipple dengan model bola api/ "dirty snowball" . Dalam hypotesa tersebut Komet Halley dinyatakan tersusun dari uap es (volatile ices), yang terdiri dari air ( water), carbon dioxide  dan ammonia  serta debu ( dust). 

Perhitungan Orbit

Halley adalah komet yang pertama kali diketahui periodisasinya. Hingga masa Renaissance,  terjadilah kesepakatan mendasar tentang komet yang diprakarsai oleh Aristotle. Konsep tersebut menyatakan bahwa komet adalah segala sesuatu yang mengotori atmosfer bumi.  Tetapi kesepakatan ini disanggah  pada tahun 1577 oleh Tycho Brahe, yang menerapkan pengukuran  parallax dan menyimpulkan bahwa orbit komet adalah di bawah bulan (Moon) Beberapa ahli saat itu masih banyak yang belum mengetahui bahwa komet adalah benda angkasa yang mengorbit matahari, tetapi orbit komet tersebut memotong garis orbit lainnya di tata surya kita..[17]

Pada tahun  1687, Sir Isaac Newton mempublis teori  Principia, tentang gravitasi/gravity dan gerak benda. Namun teori tentang komet darinya belum ditemukan. Meskipun dia telah menduga bahwa  dua komet yang terlihat di tahun  1683 adalah komet yang sama sebelum dan sesudah melewati matahari  (  baca teori Newton's Comet),[18] tetapi sayangnya Newton belum melakukan rekonsiliasi teori tentang komet dalam suatu model.

Selanjutnya Edmond Halley  pada tahun 1705 menerbitkan Synopsis of the Astronomy of Comets. Pada synopsisnya tersebut Halley  menggunakan Hukum Newton untuk melakukan perhitungan mengenai  effek gravitasi Jupiter dan Saturnus terhadap komet.[19] Perhitungan Halley ini, setelah diuji dapat untuk menjelaskan adanya aspek orbit benda angkasa (orbital elements) yang mnyebabkan tampaknya komet ke dua pada tahun  1682, yang nampaknya serupa dengan komet yang tampak pada tahun 1531 (diteliti oleh  Petrus Apianus) dan 1607 (diteliti oleh  Johannes Kepler).[19]
 
Dengan demikian Halley menyimpulkan bahwa kejadian nampaknya tiga komet tersebut, tahun 1531, 1607 dan 1682 adalah komet yang sama, yang Nampak setiap 75-76 tahun sekali. 

Prediksi Halley tentang munculnya Komet Halley ternyata terbukti, meskipun dia tidak menyaksikan munculnya komet itu pada  25 December 1758, yang dilihat oleh astronom Jerman bernama  Johann Georg Palitzsch. Diketahui bahwa komet tersebut tidak mencapai  perihelion hingga 13 March 1759, Akibat daya tarik dari Jupiter dan  Saturn menyebabkan munculnya komet itu tertunda hingga 618 hari.[21]
 
Effek ini telah dikalkulasikan sebelum munculnya komet itu oleh tiga ahli matematika dari Perancis, yaitu Alexis Clairaut, Joseph Lalande, dan Nicole-Reine Lepaute.[23]
 
Orbit Komet Halley

Orbit Komet Halley terlihat dalam gambar dengan warna biru yang dibandingkan dengan orbit  outer planets (merah)
Selama tiga abad Perioda  orbit Komet Halley diketahui setiap 75 hingga 76 tahun, meski sempat diasumsikan oleh astronom nenek moyang kita sekitar 79 tahun sekali ( sejak 240 /SMBCE.)[25][29]
Orbit komet ini berbentuk  elliptical,  dengan  eccentricity   0.967 (dengan  nilai 0 untuk bentuk lingkaran sempurna dan 1 untuk parabolic trajectory). Jarak  perihelion, adalah jarak  terdekat antara orbit komet dengan matahari, yang berkisar 0.6 AU[a] (atau berjarak sama antara Mercury  dan  Venus), sedangkan aphelion adalah jarak terjauh dengan matahari ( berkisar 35 AU atau sama dengan jarak matahari dan Pluto

Tidak seperti benda angkasa lainnya dalam sistim tata surya kita, orbit Komet Halley bersifat  retrograde; artinya bahwa orbitnya berlawanan arah dengan planet lain atau searah jarum jam dari kutub utara matahari.  Orbitnya memiliki sudut inklinasi sebesar it orbits the Sun in the opposite direction to the planets, or clockwise from above the 18°  dari bidang  ecliptic, dengan sebagian besar orbit berada di sebelah selatan ecliptic.[30]
 
Sehubungan dengan bentuk orbit Komet Halley yang memiliki angka eccewntric tinggi, maka komet ini memiliki kecepatan relative yang tertinggi terhadap bumi/ Earth, dari semua benda angkasa. Kecepatan komet ini pada tahun 1910 adalah (relative velocity) sebesar  70.56 km/s (157,838 mph atau  254,016 km/h).[31] Karena komet ini mendekat bumi pada dua tempat , maka Komet Halley menjadi sumber dari hujan meteor (meteor showers: yaitu  Eta Aquariids pada awal  May, dan  Orionids di akhir  October.[32]

Halley diklasifikasikan ke dalam  short-period comet; sedangkan komet lainnya bisa memiliki orbit selama 200 tahun atau kurang.[33] Komet yang memiliki perioda lebih dari itu seperti itu disebut dengan  long-period comets, yang bisa memiliki lama perioda hingga ribuan tahun. Periodik comet memiliki rata rata inklinasi hanya sebesar 10 derajat, dengan lama perida selama 6,5 tahun. Dehingga Komet Heally adalah komet yang tergolong khusus..[25]
 
Sebagian besar “short-period comets “  (yang memiliki perioda lebih pendek dari 20 tahun dengan sudut inklinasi 20 – 30 derajat ) disebut dengan  Jupiter family comets. Sehingga bila ada komet yang berperioda 20 – 200 tahun dan sudut inklinasinya 0 hingga lebih dari 90 derajat disebut dengan Halley-type comets.[33][34]
 
Hingga sekarang terdapat  54 buah “Halley-type comets” yang sudah diobservasi dan   400 buah  “Jupiter family comets.”[35] berhasl diindentifikasi.

Orbit  “Halley-type comets” diperkirakan berasal dari “ long-period comets “ yang orbitnya menjadi menyimpang karena pengaruh gravitasi planet besar dalam tata surya..[33]

Jika Komet Halley termasuk “long-period comet”, maka tentunya dia berasal dari  Oort Cloud,[34] yaitu pusat benda benda komet yang jaraknya 20,000–50,000 AU. Berlawanan dengan “ Jupiter family comets “ yang diyakini berasal dari sabuk Kuiper/ Kuiper belt,[34] sebuah ruang angkasa berbentuk piringan datar berisi kotoran debu, yang jauhnya 30 AU (sama dengan orbit Neptunus) dan  50 AU dari matahari.

Pendapat lain mengenai asal Komet Halley dipublikasikan pada tahun 2008, berdasarkan pada penemuan benda berorbit retrograde lainnya (trans-Neptunian object). Benda tersebut mirip dengan Komet Halley dan diberi nama  2008 KV42,. Orbit benda ini berada di sebelah luar  Uranus dan jaraknya dua kali jarak Pluto. Mungkin benda tersebut adalah anggota dari populasi benda langit kecil dalam sistim  tata surya yang mejadi sumber “Halley-type comets.[36]

Struktur dan Komposisi

Nukleus Komet Halley 1986 berhasil difoto oleh Giotto probe. Nukleus tersebut berwarna gelap, yang menyemburkan debu dan meletuskan gas dari permukaanya.

 Misi penerbangan antariksa Giotto dan  Vega berhasil mengobservasi permukaan Komet Halley dan strukturnya. Seperti pada umumnya komet , setelah dekat dengan matahari, maka komposisi bahan komet (yang memiliki titik didih yang seperti air, carbon monoxide, carbon dioxide dan es/ ices) mulai mengalami sublimasi / sublime dari mulai permukaanya hingga ke nucleus.[40]

Fenomena ini menyebabkan komet berkembang ke arah  bentuk  coma,  yang sebenarnya sebuah atmosfer komet yang tebalnya mencapai  100,000 km.[3] Penguapan masa ini akan membebaskan partikel  debu/dust , yang keluar dari  nucleus. Molekul Gas pada sturtur koma akan menyerap sinar matahari dan meradiasikan gelombang cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Kasus demikian disebut fluorescence, dan partikel debu akan mengotori sinar matahari. Kedua kejadian ini menyebabkan struktur kelihatan seperti koma.[11]

Setelah fraksi molekul gas mengalami  ionized oleh radiasi sinar ultraviolet (ultraviolet radiation,[11] ) maka akan menyebabkan badai matahari/ solar wind, atau sebuah aliran partikel bermuatan yang diemisikan matahari dan membentuk ekor / tail, yang panjangnya hampir 100 milyar kilometer pada antariksa.[40][41]  

Nukleus Komet Halley relative kecil  ukuranya, yaitu panjang 15 km dan lebar 8 km dan tebalnya hanya 8 km, bentuk nucleus ini mirip dengan kacang (peanut.[3] ) Masa materi pada nucleus ini adalah  2.2 × 1014 kg[4] dengan masa jenis 0.6 g/cm3

Komet Halley adalah komet yang paling aktif ketimbang Comet Encke  dan  Comet Holmes, [14] sisi siang pada komet ini ternyata lebih jauh dari sisi malam. Dengan observasi pesawat ruang nagkasa tersebut, diperoleh data bahwa kandungan pada komet tersebut adalah 80 % air17% carbon monoxide dan  3–4% carbon dioxide,[42]  dengan sedikit  hydrocarbons[43]. Sedangkan menurut sumber lainnya 10 % dan sedikit methane dan  ammonia.[44]