Rabu, 29 September 2010

TETAP BUGAR DI BELAKANG KEMUDI

Kita tidak mampu membayangkan lagi berapa banyak jumlah korban jiwa, harta dan airmata yang tertumpah di jalan raya, akibat korban kecelakaan lalin. Alasan tersebut memang masuk akal, bila kita melakukan analisis menegenai mengapa paga benturan antara beberapa kendaraan selalu memakan korban.

Dalam ilmu Fisika diungkap bahwa setiap benda apa saja yang bergerak, selalu memiliki kecendrungan untuk selalu bergerak dan sebaliknya. Teori ini disebut dengan Inertia Benda. Besarnya kecenderungan tersebut bergantung pada massa benda dan kecepatannya.

Sehingga bila suatu benda A bergerak dengan laju tertentu, kemudian tiba-tiba saja menabrak benda B, maka benda A tersebut akan cenderung meneruskan gerak ke arah semula. Kitapun sekarang mampu menganalisis bagaimana bila benda tersebut adalah kendaraan ( bus, tronton, sedan , van atau sepeda motor dan lainnya), yang memuat penumpang manusia.

Sudah barang tentu seluruh penumpangpun akan meneruskan gerak ke depan dengan konsekuensi menabrak apa saja yang ada di depan kita. Bahkan pada banyak kasus sering terjadi korban kecelakaan yang mampu terlempar keluar body kendaraan akibat besarnya gaya inertia ini.

Wacana tersebut di atas adalah sebuah gambaran seringnya jatuh korban akibat kecelakaan lalin. Lebih bijaksana lagi, apabila kita berusaha semampu kita untuk menghindari sebuah laka, Karena dengan kiat seperti inilah, jumlah korban laka di Indonesia bisa ditekan seminimal mungkin. Hal ini tentunya sebagai jawaban atas ekspos beberapa media yang menganalisis bahwa jumlah rata-rata korban jiwa per tahun akibat laka hampir menyamai jumlah korban perang.

Oleh karena itu jadilah sebuah harga mati bagi setiap individu pengguna jalan raya untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan “on road”. Memang seabreg instrumen kendaraan yang harus kita periksa, dari mulai ban hingga busy perapian. Namun yang lebih essensial adalah penyiapan diri kita sendiri sebelum duduk di belakang kemudi atau stang.

Namun jauh lebih penting lagi adalah penyiapan mental dan psichologi kita sebelum melakukan sebuah perjalanan. Upayakan semaksimal mungkin kebugaran yang menjadi modal utama apabila kita berada di belakang kemudi, apalagi bila untuk perjalanan antar kota. Sebab kemahiran atau profesionalisasi dalam mengemudi tidak selalu menjadi suatu jaminan safty-firs. Oleh karena itu seorang driver yang baik, adalah sosok yang tahu persis kondisi kendaraanya, terlebih lebih dirinya sendiri.

Kebugaran bisa kita wujudkan apabila telah tercapainya keseimbangan hormonal, zat nutrient dalam tubuh, tidak ada gangguan mikroba dan tidak ada gangguan fa'ali. Maka apabila terjadi gangguan seperti tersebut di atas direkomendasika agar perjalanan kita ditunda terlebih dahulu. Konsumsi supplement tubuh sangat direkomendasikan dihindari. Sebab pengaruh senyaa tersebut justru akan merusak ginjal dan organ hati.

Pengalaman empiris dari penggunaan supplement adalah menciptakan sesaat kebugaran, setelah beberapa jam justru kita akan lebih loyo lagi. Lebih disarankan lagi bila kita ingin mendapatkan kebugaran yang vital, hendaknya kita lakukan senam kesegaran jasmani yang teratur. Sebab akan menimbulkan peredaran darah dalam nadi yang teratur, lebih jauh lagi akan mengakibatkan suply Oksigen ke otak akan tercukupi.

Kebugaran suatu jasmani juga bisa dipengaruhi oleh gangguan psychologis, yaitu beban pikiran, kekalutan, kegelisahan dan lain sebagainya, yang kesemuanya sangat menggrogoti kebugaran kita. Keadaan seperti ini memang menjadi masalah yang pelik, maka way-out yang disarankan hanya berobat ke ahli jiwa dan yang lebih penting lagi dihindari duduk di belakang kemudi, baik untuk jarak pendek apalagi antar kota.

Diharapkan dengan sikap mental seperti ini, yang mampu terinternalisasi pada setiap pengemudi semua kendaraan, angka kecelakaan, jumlah korban dan aspek lainnya yang ditimbulkan oleh laka akan berkurang hingga taraf minimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI