From Wikipedia,
the free encyclopedia
Comet Halley
( /ˈhæli/ or /ˈheɪli/; nama
resmi 1P/Halley)[1] adalah komet berperioda pendek ( short-period
comets), yang paling terkenal dan sangat jelas terlihat setiap 75 – 76 tahun sekali dari bumi ( Earth ).[1][10] Halley adalah comet yang paling cerah dilihat
dengan mata telanjang/ naked eye. Komet Halley hanya mampu dilihat sebanyak 2 kali untuk masa
hidup manusia.[11]
Kembalinya Komet Halley ke dalam tata surya kita ( inner Solar System)
sudah sejak lama dipantau oleh astronomers sejak 240 tahun SM/BCE.
Lukisan tentang komet ini telah dibuat oleh Bangsa China/ Chinese, Babylonian, dan medieval European chroniclers, tetapi mereka belum tahu kapan
kembalinya komet ini pada jaman mereka. Periodisasi muncunya komet ini mulai
diketahui sejak 1705 oleh astronom
Inggris/ English bernama Edmond Halley, setelah penemuan Edmond Halley
tersebut komet ini diberi nama Halley.
Komet Halley terakhir muncul di bumi pada tahun 1986 dan akan muncul lagi pada
tahun 2061.[12]
Pada pemunculan komet Halley di tahun1986
tersebut , membawa konsekuensi bagi Halley yang menjadi komet pertama yang
dapat dipelajari dengan detil oleh pesawat antariksa (spacecraft), sehingga kita bisa mengetahui
struktur komet , yaitu comet nucleus , mekanisma formasi coma dan ekor ( tail ).[13][14]
Obserasi yang dilakukan terhadap komet,
sebenarnya berdasarkan pada banyak hypotesa, diantaranya adalah hypotesa Fred Whipple dengan model bola api/ "dirty snowball" . Dalam hypotesa tersebut
Komet Halley dinyatakan tersusun dari uap es (volatile ices), yang terdiri dari air ( water),
carbon dioxide dan ammonia
serta debu ( dust).
Perhitungan Orbit
Halley adalah komet yang pertama kali
diketahui periodisasinya. Hingga masa Renaissance, terjadilah kesepakatan mendasar tentang komet
yang diprakarsai oleh Aristotle. Konsep tersebut
menyatakan bahwa komet adalah segala sesuatu yang mengotori atmosfer bumi. Tetapi kesepakatan ini disanggah pada tahun 1577 oleh Tycho Brahe, yang menerapkan pengukuran parallax dan menyimpulkan
bahwa orbit komet adalah di bawah bulan (Moon)
Beberapa ahli saat itu masih banyak yang belum mengetahui bahwa komet adalah benda
angkasa yang mengorbit matahari, tetapi orbit komet tersebut memotong garis
orbit lainnya di tata surya kita..[17]
Pada tahun 1687, Sir Isaac Newton mempublis teori Principia,
tentang gravitasi/gravity dan gerak benda. Namun teori tentang
komet darinya belum ditemukan. Meskipun dia telah menduga bahwa dua komet yang terlihat di tahun 1683 adalah komet yang sama sebelum dan
sesudah melewati matahari ( baca teori Newton's Comet),[18] tetapi sayangnya Newton belum
melakukan rekonsiliasi teori tentang komet dalam suatu model.
Selanjutnya Edmond Halley pada tahun 1705 menerbitkan Synopsis of the
Astronomy of Comets. Pada synopsisnya tersebut Halley menggunakan Hukum Newton untuk melakukan
perhitungan mengenai effek gravitasi
Jupiter dan Saturnus terhadap komet.[19] Perhitungan Halley ini, setelah diuji
dapat untuk menjelaskan adanya aspek orbit benda angkasa (orbital elements) yang mnyebabkan tampaknya komet
ke dua pada tahun 1682, yang nampaknya
serupa dengan komet yang tampak pada tahun 1531 (diteliti oleh Petrus Apianus) dan 1607 (diteliti oleh Johannes Kepler).[19]
Dengan demikian Halley menyimpulkan bahwa
kejadian nampaknya tiga komet tersebut, tahun 1531, 1607 dan 1682 adalah komet
yang sama, yang Nampak setiap 75-76 tahun sekali.
Prediksi Halley tentang munculnya Komet
Halley ternyata terbukti, meskipun dia tidak menyaksikan munculnya komet itu
pada 25 December 1758, yang dilihat oleh
astronom Jerman bernama Johann Georg
Palitzsch. Diketahui bahwa komet tersebut tidak mencapai perihelion hingga 13 March 1759, Akibat daya
tarik dari Jupiter dan Saturn menyebabkan munculnya
komet itu tertunda hingga 618 hari.[21]
Effek ini telah dikalkulasikan sebelum
munculnya komet itu oleh tiga ahli matematika dari Perancis, yaitu Alexis Clairaut, Joseph Lalande, dan Nicole-Reine Lepaute.[23]
Orbit
Komet Halley
Orbit Komet
Halley terlihat dalam gambar dengan warna biru yang dibandingkan dengan orbit outer planets (merah)
Selama tiga abad Perioda orbit Komet Halley diketahui setiap 75 hingga
76 tahun, meski sempat diasumsikan oleh astronom nenek moyang kita sekitar 79
tahun sekali ( sejak 240 /SMBCE.)[25][29]
Orbit komet ini berbentuk elliptical,
dengan eccentricity 0.967
(dengan nilai 0 untuk bentuk lingkaran
sempurna dan 1 untuk parabolic trajectory).
Jarak perihelion, adalah jarak terdekat antara orbit komet dengan matahari,
yang berkisar 0.6 AU[a] (atau berjarak sama antara Mercury dan Venus),
sedangkan aphelion adalah jarak terjauh dengan matahari (
berkisar 35 AU atau sama dengan jarak matahari dan Pluto
Tidak seperti benda angkasa lainnya dalam
sistim tata surya kita, orbit Komet Halley bersifat retrograde;
artinya bahwa orbitnya berlawanan arah dengan planet lain atau searah jarum jam
dari kutub utara matahari. Orbitnya
memiliki sudut inklinasi sebesar it orbits the Sun in the opposite direction to
the planets, or clockwise from
above the 18° dari bidang ecliptic, dengan sebagian
besar orbit berada di sebelah selatan ecliptic.[30]
Sehubungan dengan bentuk orbit Komet
Halley yang memiliki angka eccewntric tinggi, maka komet ini memiliki kecepatan
relative yang tertinggi terhadap bumi/ Earth,
dari semua benda angkasa. Kecepatan komet ini pada tahun 1910 adalah (relative velocity) sebesar 70.56 km/s (157,838 mph atau 254,016 km/h).[31] Karena komet ini mendekat bumi pada
dua tempat , maka Komet Halley menjadi sumber dari hujan meteor (meteor showers: yaitu Eta Aquariids pada awal May, dan Orionids di akhir October.[32]
Halley diklasifikasikan ke dalam short-period comet;
sedangkan komet lainnya bisa memiliki orbit selama 200 tahun atau kurang.[33] Komet yang memiliki perioda lebih dari
itu seperti itu disebut dengan long-period comets, yang bisa memiliki lama
perioda hingga ribuan tahun. Periodik comet memiliki rata rata inklinasi hanya
sebesar 10 derajat, dengan lama perida selama 6,5 tahun. Dehingga Komet Heally
adalah komet yang tergolong khusus..[25]
Sebagian besar “short-period comets “ (yang memiliki perioda lebih pendek dari 20
tahun dengan sudut inklinasi 20 – 30 derajat ) disebut dengan Jupiter family
comets. Sehingga bila ada komet yang berperioda 20 – 200 tahun dan
sudut inklinasinya 0 hingga lebih dari 90 derajat disebut dengan Halley-type
comets.[33][34]
Hingga sekarang terdapat 54 buah “Halley-type comets” yang sudah
diobservasi dan 400 buah “Jupiter family comets.”[35] berhasl diindentifikasi.
Orbit
“Halley-type comets” diperkirakan berasal dari “ long-period comets “
yang orbitnya menjadi menyimpang karena pengaruh gravitasi planet besar dalam
tata surya..[33]
Jika Komet Halley termasuk “long-period
comet”, maka tentunya dia berasal dari Oort Cloud,[34] yaitu pusat benda benda komet yang
jaraknya 20,000–50,000 AU. Berlawanan
dengan “ Jupiter family comets “ yang diyakini berasal dari sabuk Kuiper/ Kuiper belt,[34] sebuah ruang angkasa berbentuk
piringan datar berisi kotoran debu, yang jauhnya 30 AU (sama dengan orbit
Neptunus) dan 50 AU dari matahari.
Pendapat lain mengenai asal Komet Halley
dipublikasikan pada tahun 2008, berdasarkan pada penemuan benda berorbit
retrograde lainnya (trans-Neptunian object).
Benda tersebut mirip dengan Komet Halley dan diberi nama 2008 KV42,. Orbit benda ini berada di
sebelah luar Uranus dan jaraknya dua
kali jarak Pluto. Mungkin benda tersebut adalah anggota dari populasi benda
langit kecil dalam sistim tata surya
yang mejadi sumber “Halley-type comets.[36]
Struktur dan Komposisi
Nukleus Komet
Halley 1986 berhasil difoto oleh Giotto probe. Nukleus tersebut berwarna gelap,
yang menyemburkan debu dan meletuskan gas dari permukaanya.
Misi penerbangan antariksa Giotto dan Vega berhasil mengobservasi permukaan Komet
Halley dan strukturnya. Seperti pada umumnya komet , setelah dekat dengan
matahari, maka komposisi bahan komet (yang memiliki titik didih yang seperti
air, carbon monoxide,
carbon dioxide dan es/ ices) mulai mengalami sublimasi / sublime dari
mulai permukaanya hingga ke nucleus.[40]
Fenomena ini
menyebabkan komet berkembang ke arah
bentuk coma, yang
sebenarnya sebuah atmosfer komet yang tebalnya mencapai 100,000 km.[3] Penguapan masa ini akan membebaskan
partikel debu/dust
, yang keluar dari nucleus. Molekul Gas pada
sturtur koma akan menyerap sinar matahari dan meradiasikan gelombang cahaya
dengan panjang gelombang berbeda. Kasus demikian disebut fluorescence, dan partikel debu akan mengotori
sinar matahari. Kedua kejadian ini menyebabkan struktur kelihatan seperti koma.[11]
Setelah fraksi
molekul gas mengalami ionized oleh radiasi sinar ultraviolet (ultraviolet radiation,[11] ) maka akan menyebabkan badai
matahari/ solar wind, atau sebuah aliran partikel bermuatan
yang diemisikan matahari dan membentuk ekor / tail, yang panjangnya hampir 100 milyar kilometer
pada antariksa.[40][41]
Nukleus Komet Halley relative kecil ukuranya, yaitu panjang 15 km dan lebar 8 km
dan tebalnya hanya 8 km, bentuk nucleus ini mirip dengan kacang (peanut.[3] ) Masa materi pada nucleus ini adalah 2.2 × 1014 kg[4] dengan masa jenis 0.6 g/cm3,
Komet Halley adalah komet yang paling
aktif ketimbang Comet Encke dan Comet Holmes, [14]
sisi siang pada komet ini ternyata lebih jauh dari sisi malam. Dengan observasi
pesawat ruang nagkasa tersebut, diperoleh data bahwa kandungan pada komet
tersebut adalah 80 % air17% carbon monoxide dan 3–4% carbon dioxide,[42] dengan sedikit hydrocarbons[43]. Sedangkan menurut sumber lainnya 10 %
dan sedikit methane dan ammonia.[44]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI