China terus saja mwnggenjot ambisinya untuk mengembangkan
tehnologi ruang angkasa dan mensejajarkan
tehnologi ruang angkasanya dengan AS, Rusia dan negara negara Eropa
lainnya.
Terbukti China terus
mengembangkan Stasiun Ruang Angkasa Tianggong (Istana Dewa ) di orbit bumi.
Sejak tahun 2011 China telah menempatkan Tiangong – 1 dan disusul Tiangong-2 pada
tahun 2016 . Tiangong dibangun dengan desain modular, mirip dengan Stasiun Luar
Angkasa Internasional (ISS) yang dioperasikan oleh Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Kanada, dan Badan Antariksa Eropa.
Oleh itu Tiangong teus dikembangkan berdasarkan kebutuhan modul modulnya yang akan dikirim bertahap ke orbit bumi. Modul yang sudah dipersiapkan dimulai dengan modul pertama Tianhe yaang sudah dikirim April 2021.
Kemudian modul berikutnya adalah Tianzhou, Wentian, Shenzhou, dan Mengtian yang akan menyusul berikutnya.
Berdasarkan
laporan Xinhua, kapsul lab Mengtian
sebagai kapsul ke dua, yang dilengkapi dengan air lock, untuk aset keluar
masuknya kargo.
Pada tahun 2022 disusul dengan Wentian yang akan dijadikan base camp untukm penelitian
astronomi, kedokteran, biologi, bioteknologi, fisika fluida dan lain
sebagainya.
Tiangong juga akan mengorbitkan teleskop ruang angkasa sekelas Hubble yang berdiameter 2 meter tetapi memiliki perbesaran 300 x dari Hubble, sehingga bsa menyapu pandangan 40 % lebih luas dari Hubble. Hal ini memungkinkan China bisa lebih cermat untuk menyurvei jagad raya (Sumber CNN Indonesia).