Selasa, 20 Desember 2011

Energi Matahari Google

Tanggal 20 Desember 2011, pukul  03:00:00 AM  Google telah melaporkan suatu upaya terobosan karya iptek yang didanai Google sendiri sebesar 94 juta Dollar AS, untuk merancang bangun Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( solar photovoltaic ).

Proyek pembangkit ini dibangun di Sacramento California. Proyek ini bernilai vital karena termasuk jenis pembangkit yang berharga mahal karena mampu menyerap dana keseluruhan sebesar 915 juta Dollar AS.

Google telah menyanggupi dan siapmengucurkan dana untuk 10.000 pelanggan termasuk juga biaya instalasi Energi Listrik Surya ( solar PV) yang dipasang di atap rumah pelanggan. Proyek ini mampu mengalirak listrik sebesar  88 MW, yang setara dengan bearnya energi listrik lainya untuk 13.000 rumah.

Pelayanan energi tersebut telah disepakati berupa kontrak selama 20 tahun dengan pemerintah daerah Sacramento (Sacramento Municipal Utility District /SMUD).

Sumber :Google News, 20 Desember 2011.


Minggu, 18 Desember 2011

Tambora yang Ditelan Bumi

Gunung Tambora  terletak di Pulau Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya terletak pada koordinat 8 o 15 ‘ LS dan 118 o BT . Gunung ini terletak di dua kabupaten yaitu Dompu dan Bima, dengan ketinggian kala itu yang mencapai 4.300 m dpl, maka gunung ini pernah menjadi gunung yang tertinggi di Nusantara. Ketinggian yang dicapai oleh gunung tersebut dikarenakan terjadinya proses pengeringan magma yang berada di dapurnya, yang berukuran sangat luas.

Tambora terletak 340 km sebelah utara palung magma Jawa dan 180-190 km di atas zona subduksi. Secara geologis gunning ini terletak di sisi utara dan selatan kerak oseanik. Kala gunung ini menambah ketinggianya, maka dapur magma terbentuk dan mengosongkan isi dapur tersebut. Karena aktifitas ini maka terbentuklah Pulau Pulau Mojo dan Teluk Saleh yang dahulunya adalah sebuah cekungan samudra. 
Sejak Bulan April 1815 aktifitas gunug   ini meningkat dan mencapai puncaknya dan pada tahun tersebut meletuslah Gunung Tambora. Suara letusannya terdengar hingga Sumatra dan menyemburkan debu hingga Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Latusan ini menyebabkan korban tewas langsung sebanyak 11.500 jiwa dan 71.000 tewas karena kelaparan karena gagal panen.

Gunung Tambora mengalami masa tidur berabad-abad sebelum tahun 1815, dalam masa itu larutan padat dari cairan magma bertekanan tinggi terbentuk dalam dapur magma yang berkedalaman 1,5 – 4,5 km. Tekanan magma tersebut telah mencapai 4 kbar dengan temperature 700 °C-850 °C. Pada tahun 1812. Pada tanggal 5 April 1815 kaldera Gunung Tambora mulai bergemuruh dan menghasilkan awan hitam. Suara gemuruh kaldera tersebut terdengar hingga Makasar, Jakarta dan Pulau Jawa. Saat itu semua warga mengira hanya sebuah suara meriam. 

Pada tanggal 6 April abu vulkanik mulai jatuh di Jawa Timur  sementara itu suara gemuruh terdengar hingga tanggal 10 April 1815. Pada pukul 7 malam tanggal 10 April letusan gunung semakin kuat. Terjadi tiga jakur api yang bergabung, sehingga seluruh gunung hanya terliah api. Batuan apung sebasar 20 cm mulai menghujani pada pukul 8 malam, diikuti dengan abu pada pukul 9 – 10 malam tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di Indonesia pada tanggal 10 April, dengan ketinggian di atas 4 m di Sanggar pada pukul 10:00 malam. Tsunami setinggi 1-2 m dilaporkan terjadi di Besuki, Jawa Timur sebelum tengah malam dan tsunami setinggi 2 m terjadi di Maluku.(Laporan Thomas Stamford Raffles dan beberapa sumber).

Dengan menerapkan tehnik radiocarbon, diketahui bahwa Tambora telah meletus sebanyak tiga kali sebelum letusan utama Tahun 1815. Tiga letusan tersebut memiliki karakteristik  yang sama  dimana terjadi di puncaknya dan pada letusan yang ketiga tidak dibarengi dengan aliran piroklastik.
Sejak tahun 1812 Gunung Tambora menjadi lebih aktif dari biasanya dan mencapai puncaknya pada tahun 1815. Besar letusan tersebut mencapai skala 7 pada Volcanic Explosivity Index (VEI) dengan menyemburkan tefrit  sebesar 1.6 × 1011 meter kubik yang menyebabkan sebuah Mega Tsunami, korban jiwa, kerusakan tanah, runtuhnya kaldera dan lenyapnya Kerajaan Tambora.
Setelah letusan utama, pada tahun 1819 terjadi beberapa letusan letusan kecil yang hanya bernila 2 pada skala VEI, tetapi hanya terjadi di kalderanya, sehingga membentuk kawah baru yang disebut kawah baru bernama Doro Api Toi di dalam kaldera
Letusan Gunung Tambora ini mengakibatkan kerusakan iklim dunia. Karena selama Tahun 1816 tidak pernah terlihat sinar matahari satu haripun. Masyarakat dunia menyebut tahun tersebut sebagai  the "Year Without a Summer".

Gunung Tambora , seperti juga Gunung Merapi di Jateng termasuk type gunung Stratovolcano atau juga disebut gunung komposit. Type gunung ini dapat dilihat dengan ciri bentuk yang mengerucut. Bentuk kerucut disebabkan karena aktifitas gunung ini relative tinggi dengan larva yang dikeluarkan lebih kental dan lebih cepat mendingin sebelum menyebar ke daerah sekeliling gunung tersebut. Kekentalan larva guung ini karena kandungan silikat yang tinggi.

Di bumi ini ketinggian gunung stratovolcano bisa mencapai lebih dari 2500 M. Gunug ini dihasilkan dari Subduksi Lempeng Tektonik ( Subduction Zone ). Subduction Zone adalah tempat pertemuan / tumbukan dua lempengan bumi. Biasanya lempengan yang bertumbuhan adalah oceanic dengan continental ( daratan ). Hal  ini menimbulkan akibat salah satu lempengan akan terangkat atau tenggelam di bawah daratan, dan akan mengakibatkan sebuah cekungan yang dalam dan terisi magma. 

Selain Gunng Tambora dan Merapi, gunung gunung di muka bumi ini yang bertype stratovolcano, adalah :
·         Aragtis, Armenia   
        Gunung Pulau Barren di Kepulauan Andaman India.
        Beerenberg
        Cotopaxi di Ekuador
·         Elbrus dan Kazbek Kaukasus Rusia
·         Etna di Italia
·         Fuji di Jepang
·         Hood di Oregon Amerika
·         Vesuvius di Italia
·         Lanini di perbatasan Argentina dan Chili
·         Mayon di Filipina
·         El Misti, Peru dsb.   (Dari berbagai sumber ).