Kamis, 03 Maret 2011

Lapisan Es Di Antartika

Sekali lagi para ilmuwan meneliti kembali tentang bagaimana cara areal di Antartika tertutup lapisan es. Survey data penelitian ini, dikumpulkan dari kawasan tengah Benua Putih (White Continent ) guna menunujukan bagaimana air membeku di dasar lapisan es raksasa.

Tempat pembekuan ini terletak jauh di kedalaman ratusan meter, diperkirakan mencapai ½ dari kolom es. Hasil pengamatan ini telah dibukukan dalam the journal Science.


Menurut Prof. Robin Bell dari Universitas Columbia penelitian tersebut mencengangkan semua ilmuwan sejak mereka mengadakan pengumpulan data. Karena data tersebut mampu menggambarkan bagaimana lapisan es meluas dan bergerak dan secara perlahan mampu melahirkan gagasan peneliti bagaimana nantinya Antartika berubah karena pemanasan global. Observasi ini merupakan kelanjutan dari ekspedisi musim kemarau tahun 2008-2009 silam.

Pada penelitian tersebut, ilmuwan menggunakan peralatan yang difungsikan untuk mendapatkan data terbaru dan menempatkan dengan hati hati pada pincak setiap lapisan es. Peralatan tersebut mencakup radar untuk mengamati semua kedalaman kolom es, berapa banyak lapisan es dan posisi lapisan batu.

Survey tersebut berhasil mengamati bagaimana aliran air mampu melalui lembah lembah Antartika. Diketahui dengan seksama pula bahwa lapisan es tumbuh dari atas ke bawah, dan menempati permukaan yang terbentuk kompak selama ribuan tahun dan dari bagian dasar ini mampu berkembang membesar karena pengumpulan lapisan es.

Sub-glacial water dibentuk dari massa air yang ada di dasar lapisan, penyebab fenomena ini adalah adanya tekanan dari lapisan es atau bisa juga karena kontak dengan lapisan yang hangat dari lapisan batu ( bedrock.)
Tetapi jika air memaksa lembah antartika dengan tekanan yang lebh rendah sehingga menjauh dari lapisan batu, maka air tersebut berubah menjadi es dan membentuk lapisan es yang menebal. Data survey lebih lanjut fenomena Sub-glacial water menyusun 24 % dari semua lapisan, yang berketinggian 4,2 km

Dan di beberapa tempat fenomena refreeze ini mendekati setengah dari kolom lapisan es. Dengan demikian pada bagian bawah lapisan ini terbentuk lapisan es yang lebih cepat dan lapisan berikutnya terkumpul menjadi lapisan atasnya. Lapisan air pada dasar bisa juga berperan sebagai pelumas untuk pergerakan lapisan es.


Dari pengamatan tersebut kita sekarang tahu bahwa lapisan air dalam lapisan es diketahui berlangsung lama, dan diestimasikan sejak tahuan 1960-an. Para ahli juga menemukan sistim hydrologi yang bergeser dari teori fundamental lapisan es.

BBC News 3 Maret 2011.

Selasa, 01 Maret 2011

Docking Disconery Di Stasiun Antariksa INTERNASIONAL

Pesawat ruang angkasa AS Discovery telah merapat di Stasiun Ruang Angkasa Internasional. Ini adalah kesempatan terakhir bagi Discovery, karena setelah misi ini Discovery segera masuk museum.

Kesempatan ini adalah yang ke- 13 kali Discovery merapat ke stasiun ini, karena misi pengiriman bekal dan robot yang mampu menggantikan peran manusia ( sophisticated humanoid robot).

Discovery direncanakan bertugas selama 11 hari, yang diluncurkan dari Kennedy Space Center, pada Hari Selasa 22 Pebruari 2011.

Minggu, 27 Februari 2011

Program Penjelajahan Angkasa Oleh Negara Negara Eropa

The European Space Agency (Esa) telah menyeleksi 4 misi baru untuk berkompetensi pada peluncuran yang akan dimulai tahun 2020 nanti. Misi misi tersebut diutamakan untuk aspek yang luas, seperti penelitian lubang hitam, sampel asteroid, studi tentang orbit planet dan bintang bintang yang jauh.

Nama nama untuk rencana penjelajahan tersebut telah disiapkan, antara lain - Loft, STE-Quest, MarcoPolo-R, dan Echo – Nama kode misi bisa berubah setelah mereka terpilih dari seleksi.

Menurut Fabio Favata direktur Esa's Science Planning and Community Coordination Office, kantornya telah menerima 47 proposal. Konsep misi misi tersebut bersama sama dengan peneliti dari luar Eropa, yaitu :

Large Observatory For X-ray Timing (Loft): Merencanakan misi setelah pergerakan menuju black hole dan meneliti lingkungan berenerji tinggi di sekitar black hole, yang kaya akan neutron dari bintang dan pulsar, keduanya adalah materi yang dapat menghasilkan berkas sinar X.
Dengan penelitian emisi ini, ilmuwan dapat menjawab petanyaan berhubungan dengan fisika fundamental, mereka juga dapat mengungkapkan efek bila materi memasuki mean gravitasi yang kuat. Mereka juga dapat mengukur lebih akurat massa dan pusingan black holes. Black hole inilah yang disepakati sebagai obyek terbesar di jagad raya.

Space-Time Explorer and Quantum Equivalence Principle Space Test (STE-Quest): Misi ini bertujuab mempelajari obyek obyek fisika. Salah satu dari konsep di atas perlu di uji dengan "the equivalence principle", yang menjadi penunjang asumsi fundamental, termasuk pendapat bahwa gravitasi dapat mempercepat semua objek dalam ruang vakum, meski objek objek tersebut belainan masanya. Dave Scott astronot

Apollo 15 pernah endemonstrasikan masalah tersebut diatas , ketika dia menjatuhkan sebuah palu dengan bulu di bulan pada tahun 1971
.
MarcoPolo-R: Misi yang diprogramkan adalah mengambil sampel asteroid dan mengembalikan ke bumi, tetapi tidak ntuk asteroid yang telah lama terbentuk (primitive asteroid). Hal ini karena pada hampir semua asteroid purba mengandung geochemistry yang tidak bisa dianalisa di bumi. Asteroid mampu dijadikan referansi tentang kondisi awal terbentuknya Tata Surya (Solar System), serta materi awal sebagai bahan pembentuk planet milyaran tahun lalu. Salah satu asteroid yang menjadi sasaran Marco Polo adalah (175706) 1996FG3. Ukuran batu ini mencapai diameter maksimal 1,5 km.

Exoplanet Characterisation Observatory (Echo): Proyek ini menggunakan teleskop 1,2 m diameternya yang digunakan untuk mempelajari planet yang jauh dari matahari. Planet planet terseut disebut dengan eksoplanet. Hingga kini kita belum tahu informasi planet tersebut.

Echo juga akan mengamati planet yang posisinya tepat di depan bintang, sehingga langusng terkena sinar bintang.
Echo juga akan mempelajari adanya molekul ozone dan CO 2 yang ada di atmosfer planet planet tersebut. Dengan demikian bisa kita jadikan patokan keberlangsungan kehidupan di planet planet tersebut.
BBC News, 26 Pebruari 2011.