sumber : Google |
Sementara
itu prediksi
dari beberapa badan
pengamat cuaca internasional tentang musim hujan tahun 2011 – 2012
sungguh membuat hati kita prihatin sekaligus mengencangkan
kewaspadaan lebih dalam lagi, karena menurut pengamatan mereka
probabilitas turunya hujan di atas ambang batas,adalah sebesar 70 %
terjadi di Indonesia. Pada tingkat curah hujan yang normal saja kita
sering direpotkan dengan banjir, bahkan kita cenderung menyatakan
bahwa banjir disertai bandang adalah karakter alam yang akrab dengan
kita semenjak terjadi kerusakan alam, beberapa diantaranya adalah
kebakaran dan kegagalan alih fungsi hutan, reklamasi pantai dan
pengambilan air tanah yang berlebihan, pembuangan gas limbah ke
atmosfer yang tiada ampun.
Kita
tidak bisa lagi terus menerus memincingkan mata lagi bila hutan yang
ada di blantika nusantara ini hanya tinggal 13 %, dengan demikian
sedikit banyaknya 87 % lahan di Indonesia ini, sudah tidak mampu lagi
menahan air tanah dalam waktu lama . Maka wajar saja bila “bencana
banjir bandang” selalu hadir pada musim hujan di beberapa tempat di
Indonesia. Setiap hati masyarakat Indonesia pasti tidak menghendaki
bencana alam seperti yang terjadi di Pakistan
tahun
2010 silam. Negara berkembang itu
telah dilanda banjir bandang terparah dalam sejarah, hal ini karena
sebanyak 14 juta warganya menderita akibat banjir tersebut.
Jumlah ini sungguh menakjubkan dan sebanding dengan korban bencana
tsunami yang menyerang Samudra Indonesia Tahun 2004, bencana gempa
bumi di Kashmir Th 2005 dan gempa bumi di Haiti 2010 silam.
Dampak
lainnya yang timbul dari fenomena tersebut di atas,adalah minimnya
air sawah yang berperan dalam pendukung tumbuhnya tanaman pangan.
Maka kita sekarangpun dihadapkan pada krisis beras hinggan Maret
2012 nantinya. Karena stok beras yang ada di Bulog tinggal 1,7 juta
ton , yang hanya bisa dikonsumsi hingga akhir tahun ini. Padahal
memasuki pertengahan Bulan Oktober silam harga beras konsumsi umum
(C4 ) telah menembus angka 8000 Rupiah/kg di wilayah Semarang.
Kita
jangan terburu buru menyatakan kita telah mengalami “krisis pangan”
pada Bulan Januari hingga Maret 2012, karena kita masih memiliki
alternatif lainya untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan
mengimport beras dari luar negeri. Naun setidak tidaknya kita bersama
sama mulai menyiapkan landas pacu untuk memulai mengatasi ini semua.
Mulai dengan pelestarian dan penertiban alih fungsi hutan, penertiban
pemakaian air tanah, rehabilitasi saluran irigasi yang mangkrak dan
lain sebagainya.
sumber : Google |
Mengencangkan
pinggang lebih kencang lagi adalah “way of life “ kita yang
sesuai dengan visi SBY yang dicanagkan dengan “Indonsia Bisa”,
apabila kita masih kedodoran dalam hal ini, maka sebenarnya kita
hanya mampu berikrar di mulut saja.(Dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI