Matahari adalah termasuk salah
satu benda langit yang ikut menyusun tata surya kita. Karena masa dan volume
matahari yang relatif paling besar dibanding benda langit lainya, maka matahari
mampu memiliki peran sebagai pusat
gravitasi sistim tata surya kita. Peran vital matahati tersebut memang
cukup beralasan, karena massa
matahari adalah sebesar 332.
830 kali masa bumi, yang pada seluruh permukaannya
berlangsung reaksi nuklir hampir tiap
detik. Dengan reaksi fusi nuklir yang
terus- menerus akan menyebabkan aspek termo – nuklir yang menghasilkan
temperature permukaannya sebesar ± 5770 ° K.
Sehingga meskipun bumi
berjarak 150 juta kilometer dari bumi,
aspek termo-nuklir tidak berdampak buruk bagi kehidupan organisma di muka bumi.
Hertzsprung – Russels dengan teori luminositas , mengemukakan bahwa matahari termasuk bintang yang paling akhir
terbentuk dalam evolusi galaksi, sehingga tergolong
bintang yang kerdil - kuning. Dengan teori luminositas tersebut matahari
dapat dikategorikan sebagai salah satu bintang yang paling terang di
banding dengan bintang lain. Hal ini disebabkan matahari masih banyak
menyimpan unsur Helium dan Hidrogen, untuk bahan dasar reaksi fusi-nuklir.
Akibat aktifitas kimiawi matahari trsebut, maka
setiap saat matahari mampu menghasilkan sejumlah besar partikel atom, cahaya
serta energi ke semua tata surya kita. Apabila partikel yang dilepas matahari sangat
ekstrim jumlahnya, maka partikel yang dilepas tersebut menjadi fenomena alam
yang disebut Solar
Flare, atau secara lebih
rinci Solar Flare adalah masa partikel yang berwarna terang yang menjulang dari permukaan
matahari. Gejala alam tersebut sebenarnya adalah pelepasan energi sebesar 6 × 1025 joule atau 6 kali energi normal yang dilepas matahari per
detiknya. Solar Flare menghempaskan awan elektron, ion dan atom ke jagad raya.
Solar Flare juga mampu menerpa bumi.
Solar Flare mampu mempengaruhi lapisan atmosfir matahari, yaitu photosphere,
chromosphere
dan corona. Karena
medium plasma yang ada di atmosfer matahari tersebut mendapat pemanasan hingga
10 jt Kelvin. Sehingga elektron dan proton akan mengalami akselerasi lebih
cepat dan menghasilkan radiasi gelombang panjang. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya Sunspots.
Sinar X dan Ultra Violet akan
diemisikan oleh Solar Flare dan akan mempengaruhi lapisan Ionosfer. Sehingga
mampu mengganggu gelombang radio komunikasi, radar dan peralatan yang sistim
kerjanya berdasarkan gelombang elektromagnetik
Pada
Bulan Pebruari Tahun 2011 lalu, ilmuwan dari seluruh dunia mencermati
adanya tiga muntahan partikel matahari yang dapat mencapai bumi. Masa partikel
yang dimuntahkan matahari tersebut diketahui jelas telah mempengaruhi lapisan
magnetik bumi. Gelombang partikel tersebut telah mampu menerjang bumi selama
beberapa hari dan diketahui sebagai hantaman gelombang yang paling kuat sejak
tahun 2006. Dampak dari gelombang ini adalah sangat luas sekali, termasuk
adalah menyebabkan gangguan sistim
telekomunikasi satelit dan lain
sebagainya.
Dengan pendekatan iptek dampat Badai Mataharitersebut telah dicermati oleh The US National Oceanographic and Atmospheric Administration
(Noaa) yang berhasil mengungkap bahwa terdapat tiga
kasus badai matahari atau coronal mass ejections (CMEs) yang terjadi pada tanggal 13, 14 dan 15 Pembruari 2011 silam.
Pada tahun 1972 badai geomagnetik akibat badai matahari menyebabkan
gangguan komunikasi telepon dalam waktu yang lama di Negara Bagian Illinois AS. Pada tahun 1989 badai matahar juga menyebabkan kegelapan di Quebec Kanada
yang merugikan 6 juta penduduknya (Dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI