Supernova Remnant (SNR) adalah struktur benda angkasa sebagai akibat terjadinya
ledakan dasyat dari bintang (star)
yang disebut dengan supernova. Supernova remnant berhubungan dengan gelombang badai ( shock wave), yang mengandung material ceceran
yang terlontar karena ledakan tersebut.
Supernova bisa terjadi karena dua hal, yang pertama
disebabkan karena bintang tersebut telah kehilangan bahan bakarnya untuk
menghasilkan reaksi fusi , atau karena menyusutnya bintang karena gaya
gravitasinya sendiri, sehingga terbentuklah bintang neutron (neutron star) atau black hole. Cara yang kedua, adalah saat bintang
yang meledak membentuk bintang kerdil ( white dwarf star ) yang aktif mengumpulkan (accrete)
material dari group bintang di dekatnya. Setelah cukup energy untuk mencapai
kritis , maka meledaklah bintang tersebut.
Selain itu, dalam
ledakan supernova, banyak dilontarkan
material ke ruang nagkasa dengan kecepatan 1 % kecepatan cahaya atau 3,000 km/s. Apabila materi tersebut
membentur materi lainya di ruang angkasa, maka terjadilah gelombang panas yang
menyelimuti ruang angkasa dengan suhu 10 juta
K. Kondisi yang seperti di atas pada akhirnya membentuk plasma di ruang
angkasa.
Dalam jagad raya diketahui bahwa fenomena SNR yang baru saja terjadi adalah SN 1987A, sebuah supernova di Awan Raksasa
Galaksi Magellan (Large Magellanic Cloud)
yang ditemukan pada tahun 1987. Supernova
yang lebih lama terjadi, adalah (SN 1572). Nama supernova
tersebut berasal dari nama Tycho Brahe, yang berhasil merekam pijaran yang
lebih terang dari (AD 1572) dan Kepler (SN 1604),. Nama Kepler SN 1604 diambil dari Johannes Kepler.
Supernova yang terbaru dapat kita jumpai di galaksi kita,
yaitu G1.9+0.3,
yang beada pada pusat galaksi dan terjadi pada 140 tahun yang lalu.
Type SNR
Terdapat tiga type supernova remnant:
- Typa kulit, contohnya Cassiopeia A
- Type Composite, type ini kita jumpai apabila pada lapisan
sebelah dalam mengandung angin nebula (pulsar wind nebula,
contohnya pada G11.2-0.3 dan G21.5-0.9.
- Type Mixed-morphology (
"thermal composite") remnants, apabila di lapisan /kulit kita
jumpai emisi sinar X dan dikelilingi lapisan gelombang radio, contoh supernova
ini, adalah SNRs W28 dan W44.
Sumber Sinar kosmis.
Supernova remnants adalah sumber dan penyebab utama sinar galaksi (galactic cosmic rays.[2][3][4] Hubungan antara sinar kosmis pertama
kali publiasikan oleh Walter Baade dan Fritz Zwicky pada tahun 1934.
Vitaly Ginzburg dan Sergei
Syrovatskii di tahun 1964 menyatakn bahwa jika kecepatan sinar kosmis yang dibentuk supernova
remnants , hanya sekitar 10 percent, maka sinar kosmis akan menghilang di
Galaksi Milky Way dan akan tersingkir dari galaksi. Teori ini didukung oleh
mekanisme spesifik yang "shock wave acceleration" yang diajukan oleh Enrico Fermi, yang hingga kini sedang dikaji para
ahli
Teori , Enrico Fermi diajukan pada tahun 1949 dengan
berdasar pada “model kecepatan sinar
kosmis yang ditimbulkan karena tumbukan awan magnetic pada interstellar medium.[5] Proses ini dikeal dengan Hukum II /
"Second Order Fermi Mechanism",
Meningkatnya partikel enerji selama tumbukan akan menghasilkan energy pula.
Model yang disusun oleh Fermi menjelaskan pula bahwa
kecepatan energy yang dibentuk oleh
badai yang kuat Percepatan
partikel dibangun oleh badai ruang
nagkasa yang kuat yang menerpa ruang angkasa. Particles partkel yang bergerak
kea rah depan badai akan mendapatkan pertambahan energy secara signifikan,
teori ini selanjitnya disebut dengan "First Order Fermi Mechanism".[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI