Rabu, 23 Februari 2011

Gejala Perubahan Iklim Yang Teradi di Antartika


Sampel penelitian yang diambil selama misi petualangan Captain Scott's Antarctic menghasilkan kesimpulan yang berarti tentang perubahan cuaca global. Ekspedisi ini yang dalam sejarah pernah dilakukan pada tahuan 1900-an banyak menemukan sample sample mengenai kehidupan di dasar laut.

Sampel sampel yang ditemukan tersebut kemudian di telaah dan dibandingkan dengan sampel modern yang serupa, dari perbandingan inilah para ahli mencermati kehidupan bryozoan (sebuah organism laut) yang diketahui bertambah pertumbuhanya beberapa tahun belakangan ini.

Fenomena ini menunjukan banyaknya kadar CO 2 yang terjebak di lapisan samudra.
“The tiny bryozoan” atau Cellarinella nutti, memiliki bagian-bagian tubuh yang berfungsi mengaitkan pada dasar lautan. Hewan laut ini akan tumbuh selama perioda banyak tersedia makanan dengan cara menyerap plankton dari air.

Panjang tubuhnya pada perioda banyak makananya itu bisa nerefleksikan kisaran petumbuhan tahunanya.

Menurut laporan journal imliah Current Biology, para peneliti peneliti British Antarctic Survey (BAS) telah mengadakan penelitian yang sama tetapi mengambil sampel dari Laut Ross. Laut ini adalah bagian dari Antartika. dimana Capt Robert Falcon Scott dua kali mengadakan ekspedisi, yaitu tahun 1901-04 dan ekspedisi.

Proyek lainnya juga pernah dilakukan oleh lembaga lainya, yang bertujuan menginventars semua organisma penyusun kehidupan laut (Census of Marine Life). Pada decade itu memang telah pesat perkembangan penelitian tentang organiosma laut/
Dengan menggunakan data-data yang diperoleh beberapa pihak tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat karakteristik yang tumbuh secara cepat iap tahun sejak tahun 1990. Sejak itu pertumbuhan karakterisitk tersebut bersifat stabil, kemudian pertembahan pertumbuhan melaju dua kali lipat disbanding dengan rata rata pertambahan pertumbuhan selama abad ke 20

Para ilmuwan dari BAS berasumsi bahwa bryozoans sekarang mendapatkan periode makan yang lebih lama , karena mereka memakan phytoplankton dalam perioda yang lebih lama. Phyto[langton ini mampu mengurai CO2 yang ada dalam air laut.
Jaringan penelitian internasional (Global Carbon Project), menyimpulkan bahwa 4 tahun lalu global CO2 yang ada di laut turun menjadi 18

The Global Carbon Project, an international research network, concluded four years ago that the size of the global sink fell by 18% selama tahun 2000-2006, dan sebagian besar yang mengalami penurunan adalah di lautan sebelah selatan (Southern Ocean).

Kecepatan angina yang mengalami kenaikan selama 50 tahun yang lalu, menyebabkan bercampurnya lapisan lautan bagian atas yang kaya akan CO2, alasan ini dikemukakan oleh Corrine Le Quere anggota Global Carbon Project.

Namun demikian selama ini kita hanya bisa mengamati proses fisika, tetapi kita tidak memiliki informasi banyak mengenai aktifitas biologi. Sehingga kita tidak bisa memprediksi hingga sampai sebesar berapa pertambahan ukuran tubuhnya yang menyebabkan pengaruh terhadap keseimbangan carbon.


Penelitian yang dilakukan tersebut juga termasuk mengumpulkan sampel ilmiah di lapisan atas kutub termasuk sampel pada kedalaman ½ km.
BBC News 22 Pebruari, 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI