Selasa, 15 Februari 2011

Pesawat Pemburu Komet






Pesawat Ruang Angkasa rakitan NASA Stardust diberitakan telah berhasil mendekati Comet Tempel 1 )Batuan Komet), menurut laporan BBC News 15 Pebruari 2011.

Peristiwa ini ber;langsung Hari Selasa (GMT), yang memberikan laporan unik ilmiah pada ilmuwan , tentang perubahan bola saju sejalan dengan waktu.

Tempel 1, adalah Komet yang pernah ditempel oleh NASA pada tahuin 2005, dan pada saat itu NASA telah menembakan senjata terhadap permukaan batuan komet tersebut.
Stardust berperan juga dalam memberikan informasi tentang crater, sebuah bekas tumbukan dengan komet seluas 14 km 2, yang pernah terjadi di muka bumi ini.

Dalam perjalanan menempel komet, Stardust membuat jarak sebesar 200 km, dan berhasil mengambil gambar dengan kekuatan kamera 70 high-resolution images; dengan gambar tersebut ilmuwan mampu menganalisis dan meneliti keadaan permukaan komet. Even menarik ini terjadi pada jarak 336 juta km dari permukaan bumi. Saat itu kecepatan Stardust mencapai 10 km/ detik dan berlangsung pada pukul.0437 GMT.

" Posisi pesawat kala itu berlawanan dengan matahari karena terhalang bumi “ demikian pernyataan Manajer Proyek NASA. SelanjutnyaTim Larson, menjelaskan bahwa waktu yang diperlukan untuk mengirimkan perintah yang dikirimkan ke pesawat dan untuk melakukan konfirmasi adalah selama 40 menit. Sehingga kita tidak mampu berbuat apapun bila perintah yang dikehendaki terkensala seperti tersebut di atas. Oleh karena itu semua program harus dilangsungankan di awal, dilengkapkan pada sistim pesawat dan semua harus berjalan secara otomatis.

Semua data harus disiapkan saat pesawat masih di bumi, minimal dimasukan dalam sistim satu jam sebelum diluncurkan.

• Misi Yang Penting.

Stardust adalah pesawat ruang angkasa yang dijadikan ikon NASA sebagai “misi bonus”. Stardust diluncurkan kembali th 1999 dengan misi utama meneliti komet lainya, yangh diberi nama - Wild 2. Misi ini terlaksana pada tahun 2004 dan berhasil mengambil partikel debu dari nucleus komet dan mengirim ke bumi untuk dipelajari. Karena bahan baker dalam tangki masih tersisia banyak, maka Stardust di program untuk mengawal Tempel-1.

Misi Misi Stardust

• Stardust mission approved in 1995
• Spacecraft launched: 7 Feb, 1999
• Asteroid Anne Frank flyby: 2 Nov, 2002
• Comet Wild 2 flyby: 2 Jan, 2004
• Sample capsule return: 15 Jan, 2006
• Stardust gets new mission: 3 Jul, 2007
• Comet Tempel 1 flyby: 14 Feb, 2011

Misi yang luas ini diberi kode "New Exploration of Comet Tempel 1". Pada tahun misi 2005 sebuah peledak dioledakan di permukaan Tempel 1 untuk melemparkan material guna mendapatkan bahan untuk dipelajari.
Tetapi Crater akibat Deep Impact telah terlewatkan dengan cepat oleh pesawat sehingga tidak bisa di pelajari.

Namun masih ada tugas lainnya yang diemban Stardust yaitu mengamati perubahan Tempel 1 selama mengelilingi matahari.

Semakin dekat komet dengan bintang (matahari) semakin banyak material yang hilang, seperti pencairan es dan partikel debu yang terbuang di ruang angkasa.
"Deep Impact hanya terlihat 1/3 yang dapat kita saksikan ‘ seru Joe Veverka, petugas Stardust-NExT principal investigator from Cornell University. Selanjutnya dia menuturkan sebenarnya kita membutuhkan areal Deep Impact yang lebih luas lagi untuk memperoleh informasi guna mendukung teori bahwa inti komet (komet nuclei) dipengaruhi bukan hanya dari factor luar saja, tetapi juga dipengaruhi factor internal.

Para ilmuwan telah mengamati adanya lapisan penyusun Tempel 1 dan mereka mengharapkan data data baru yang mendukung adanya karekteristik tersebut. Sehingga ilmuan tersebut dapat mengetahui bahan dasar pembentuk komet.

Komet tersebut adalah komet ke dua yang terlihat selama Bulan Nopember 2010, dan Deep Impact juga tetap dilakukan termasuk pada Comet Hartley 2.

Saat itu Stardust terbang berdekatan dengan 7 komet, yaitu : comet - Tempel 1, Hartley 2, Borrelly, Wild 2, Halley, Giacobini-Zinner, and Grigg-Skjellerup (the missions to Giacobini-Zinner and Grigg-Skjellerup did not return pictures).
Menurut Profesor Veverka " Informasi komet masih menjadi perdebatan seru yang berhubungan dengan Siostim Tata Surya kita”.

" Kita tahu bahwa komet menyimpan molekul bahan dasarnya yang menarik, sebagian dari fenomena ini bisa kita jadikan dasar tentang teori pembentukan bumi dan kehidupan di atasnya. Sehingga segala sesuatu tentang studi tentang komet dapat dijadikan jawaban analisa kimiawi untuk menjawab masalah di atas.

Berdfasarkan analisa data dari Deep Impact NASA menunjukan bahwa Comet Hartley tertutup awan yang terbuat dari partikel mirip es. Ketua tim litbang Komet Harley Dr Mike A'Hearn melaporkan bahwa bola salju dari komet tersebut berukuran sangat luas. Sebelumnya kita menduga bahwa ukuran bola salju tersebut hanya seluas lapangan golf atau lapangan basket. Deep IOmpact dilakukan pada tanggal 4 Nopember , mmencakup luas wilayah 1,5 km hingga 700 km dengan bentuk lubang seperti kacang.
Dalam misi tersebut pesawat dilengkapi dengan instrument infra merah gelombang panjang untuk mendapatkan gambar atau data yang lebih valid untuk menggambarkan sistim tata surya kita.

BBC News Nopember 2010 dan Edisi 16 Pebruari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KAMI SELALU MENERIMA WACANA DARI PENGUNJUNG DEMI PEMBELAJARAN BEKAL ILMU KAMI